Jumat, 25 April 2008

Talang Ulu


Nih, Foto Plus Nama temen2 Talang Ulu, kalo g Salah sih semua uda pada dapet Ijazah, but kyknya pada blm dapet Ijab Sah, Heg2...!

























By. Dhie

Rabu, 23 April 2008

Pelatihan Film Komunitas Talang Ulu




Pada awalnya direncanakan komunitas Talang Ulu dan Komunitas Air Sengak mulai mengadakan pelatihan Pembuatan Film Dokumenter setelah 2 Komunitas yang sedang berjalan Pelatihan Film selesai, yakni komunitas Karang Anyar dan komunitas Suban Ayam, namun melihat semangat Komunitas Talang Ulu yang menginginkan Pelatihan Film dipercepat, maka diputuskan untuk menggarap 3 Komunitas sekaligus dalam satu minggu, Jika 2 Komunitas sebelumnya dijadwalkan pada malam hari maka Komunitas Talang Ulu di jadwalkan siang hari pada pukul 14.00 WIB, itu sesuai kesepakatan pada saat penyusunan Atrategic Planning pada pertemuan awal, di Komunitas Talang Ulu Peserta terdiri dari Laki-Laki dan Perempuan berbeda dengan dua Komunitas sebelumnya, Yakni Adio, Heru, Bambang, Nisa, Sari, Eka, Linda, Eli,,, Sejauh ini belum terdapat kendala Pelatihan Film Dokumenter di Talang ULu.
By. Dhie

Foto Anak Komunitas Karang Anyar

Keren Abiiezzzz......!
By. Dhie

Senin, 21 April 2008

Komunitas Karang Anyar Bikin Film




Cerita tentang Mereka...!!!



Tak begitu lama Pelatihan Film komunitas Suban Ayam berjalan, komunitas Karang Anyarpun mulai berjalan, Sama halnya Komunitas Suban Ayam, Sebelumnya Anak Komunitas menjalankan kegiatan Pelatihan Sablon, Pelatihan Film Karang Anyar juga tiga hari dalam seminggu Yakni Minggu, Senin dan Rabu (Malem), jd dalam seminggu dua Komunitas langsung di garap, kecuali malem minggu bro, kita g pengen mengganggu aktifitas "Saturday Night"nya anak-anak, heg2..



kalo Komunitas Suban Ayam Para Srikandi, nah kalo Karang Anyar kebalikannya, semua peserta pelatihan Cowok2, tapi juga asik semua pada semangat dan pada gelo, jadi ngalir aja, tiga (SD), Serius, Santai,Selesai, dan dapet, walaupun mereka terdiri dari orang-orang yang latar blakang yang berbeda, Seperti biasa dipertemuan awal kita membuat perencanaan (Strategic Planing) Tujuan, Waktu dan tempat, bla...bla..bla... Awalnya yang mengikuti Pelatihan terdiri dari sebelas orang, Namun Minggu demi Minggu berjalan, peserta pelatihan semakin berkurang, terkendala pekerjaan, waktu dan lain sebagainya, jd hingga ending pengambilan gambar dan editing cuma beberapa orang saja yang ikut, Wazir Nasution, Aris, Ongky, Rizal dan Rio, cuma lima orang yang tertinggal dan masih berjuang, yang penting tetep SEMANGAT...!!!
By. Dhie

Minggu, 20 April 2008

Saatnya Beraksi...!!!





Setelah beberapa minggu Pelatihan Film berjalan, tibalah saatnya pengambilan gambar or shoting, eitss,, tentunya bukan hanya asal ngambil gambar dong, sebelumnya temen2 membuat ide cerita, skenario, dan menentukan gambar apa aja yang bakal diambil, baru deh terjun kelapangan,
hmm... proses pengambilan gambar berjalan asyik, semua temen2 or para srikandi pada semangat jadi kita2 jg jd semangat dung, itu jg dibarengi dengan kepercayaan diri diantara individu-individu masing-masing, walaupun kerjaannya cuma ngebawain peralatan doang,, poko e asiklah, yang penting mereka tahu bagaimana proses pembuatan film dokumenter, tahu apa itu team produksi, mereka jg tahu tujuan pembuatan film dokumenter itu apa, so setidaknya mereka jg sudah tau about sudut pengambilan gambar, tipe shot, dan juga durasi, jika nanti mereka bertemu lagi dengan makanan khas yang bernama kamera, mereka g kago mo ngapain.. ya.. walaupun mungkin hasilnya kurang memuaskan, tp mereka bangga dengan karya yang mereka buat sendiri, yang terpenting mereka udah ngelakuin semaksimal mengkin, kalo kalimatnya jack RE, semampu dan semampusnya. Heg2...!!!
By. Dhie

Para Srikandi Bikin Film


Komunitas Suban Ayam kebagian yang pertama kali untuk Pelatihan Film, Karena udah ngejalanin kegiatan sebelumnya, yakni pelatihan Sablon Bareng Pungky Tresna,, Hmm.... sesuai judul di atas, kenapa dibilang para srikandi, coz semua peserta pelatihannya cewek2 euy,,,! g salah ada yg bilang bagaikan di syurga hik2..



sperti biasa sebelum menjalankan aktifitas pelatihan Film kita buat Strategic Planning dan bikin Aturan, yaa.. biar asyik aja gituu,, so jadwal pelatihannya 3 kali dalam seminggu, selasa, kamis, dan jum'at (malem), yang bikin asyik setiap minggu kita berpindah2 dari satu rumah kerumah yang lain, jd pada tau dmn rumah cewe2 satu persatu heg2.. Pelatihanpun berjalan minggu demi minggu yaa,, alhamdiliilah berjalan dengan lancar.. walaupun kendala yang paling nyebelin bgt adlh hujaaan,, soalnya suban ayam jauh bo', pokoknya seluruh tubuh basah ampe ke dalem, dingin bukan kepalang, tp hidup adlah perjuangan, ciee,,,! lautan disebrangi gunung kabapun di daki ha5,,,
By. Dhie

Foto Kita

Inilah Delapan Orang yang Mengikuti Pelatihan Film Bareng Hilman Fauzi (Oghe)

Jumat, 18 April 2008

Pelatihan Film 4 Komunitas Anak Siaga Bencana

Cerita Singkat....!
Berawal dari kegiatan yang dilakukan oleh CDASC, yakni Pelatihan Fasilitator Lokal Untuk Empat Komunitas, dari situ ada rentetan-rentetan kegiatan selanjutnya yang diikuti oleh fasilitator lokal/Faslok, selain Pelatihan-Pelatihan tentang Bencana juga terdapat pelatihan keterampilan/Skill, salah satunya adalah Pelatihan Film, Nah,,, dari Empat Komunitas yang ada diminta dua orang untuk mewakili komunitas mereka masing-masing,, Zikri A, dan Joni (karang Anyar), Zikri dan Alfarabi (Talang Ulu), Deddy dan Muksal (Air Sengak), Hendrik dan Mirmahdi (Suban Ayam),
g ketinggalan tentunya ada pelatihnya dung,,, CDASC Rejang Lebong menghadirkan Hilman Fauzi atau yang akrab dipanggil Oghe...

Oghe cuma punya waktu satu bulan di Rejang Lebong, jd dari waktu yang cuma sat bulan saja dan itupun pertemuan cuma bisa dilakukan 10 kali, dai delapan orang yang mewakili empat komunitas tadi musti gesit bikin sebuah team produksi dan membuat sebuah film dokumenter, ya.. setidaknya sudah bisa bikin Film sendiri... Gedubraaaak...!

"Kesenian Tambur" itulah judul film yang diangkat oleh delapan orang itu, yang menceritakan budaya minang yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, Hmmm... walaupun cuma di bilang film taratak dung..dung aja ama orang2...

Singkat cerita nih.. dari delapan orang yang mewakili empat komunitas tersebut hendaknya membagikan lagi ilmu yang udah di dapet ke komunitas mereka masing-masing, tapii.. ada tapinya Bro,, dari delapan orang hanya empat orang saja yang masih aktif or masih nimbrung, Joni, Deddy, Zikri A, dan juga Muksal dan tapinya lagi dari empat orang itu hanya dua orang saja yang bisa Roadshow, untuk membagikan ilmunya ke empat komunitas, Muksal dan Deddy,, mereka berdualah yang Roadshow keliling ke Empat Komunitas...!!!



By. Dhie

Rabu, 27 Februari 2008

Pelatihan Sablon KASB Karang Anyar



Lain Lubuk lain belalang. Lain di Komunitas Suban Ayam lain pula di Komunitas Karang Anyar. Bila di Suban Ayam relawan yang mengikuti pelatihan sablon di dominasi kaum perempuan di Karang Anyar sama sekali tidak ada perempuan,alias lanang(laki-laki) galo.kondisi ini terkait dan berkaitan dengan psikologis si tukang sablon, pungky tralala. Selama ngisi materi di KASB Suban Ayam ia selalu tersenyum sumringah karena tiap malam selalu dikelilingi simpedes (simpanan perawan desa) hik hik. " waduhhhhh laki-laki semua, mana cewenya nich?" protes pungky. ha ha ha "dasar! PKS (penjahat kelamin sejahtera)juga lu" celetuk paski.
Pelatihan sablon di KASB Karang Anyar di mulai dari tanggal 13-19 februari, pukul 20.00-23.00 bertempat di Musholla ak-Ikhwan Kel. Karang Anyar. pada hari pertama peserta yang mengikuti sablon berjumlah 12 orang dan alhamdulilalh di hari keempat jumlah peserta semakin bertambah.tapi...lagi2 gk da cewenya lhooo. jangan sampai informasi ini jatuh ketelinga kaum feminis. kalau mereka tau mereka akan teriak "pelatihan sablon ko gk responsif gender. ini diskriminasi dan harus dilawan! weits... jang ada yang tersinggung ya....gw canda aje...Selama 6 hari relawan KASB Karang Anyar sudah mampu mengabrek dan mencetak kaos, bahkan kaos panitia turnamen Volli Ball mereka yang mencetak. "sekalian melatih dan memperdalam ilmu sablon" ujar salah satu relawan.
Relawan bersepakat untuk membentuk struktur KASB Karang Anyar dan menjadikan sablon sub bagian bidang usaha mereka.


Senin, 25 Februari 2008

Pelatihan sablon di KASB Suban Ayam



Selama 7 hari, dari tanggal 6-12 Februari teman-teman KASB Suban Ayam menyediakan waktu dan mencurahkan perhatiannya ke sosok dan wajah guaanteng fasilitator (tukang) sablon, pungky si tralala.(ukh..ki klu lu baca ni tulisan jangan geer yaa.... ha ha ha belapang!) tampaknya selama 1 minggu berbagai materi sablon dari pengenalan alat, menggambar, matching warna, pengabrekan sampai ke pencetakan ke kaos yang dipaparkan pungky berhasil dilahap, dikuncah dan ditelan dikepala teman-teman Suban Ayam, walaupun pada hari pertama (materi pengenalan alat) semua mata peserta melotot dan mulut pada mengangga. Rakel? obat abrek ? GL dan TW? apaan tuch?! tetapi alhamdulillah pada hari ke- 7 teman-teman Komunitas Siaga Suban (KASB)Ayam sudah mampu mengabrek dan mencetak.KASB Suban Ayam sering disebut pasukan Srikandi karena dari 15 relawan 12nya adalah kaum perempuan.Relawan-relawan dari Jogja, garut dan padang kalau masih ada yang jomblo atau belum/tidak laku bisa menghubung core team rejang Lebong he he he maksud lu...?

PD Aisiyiyah dan PD NA RL Menyelenggarakan Seminar tentang Peran Perempuan dalam Penanganan Bencana Alam


PD Aisiyah dan PD Nasyatul Aisiyiyah RL bekerjasama dengan Tim penggerak PKK Kab Rejang Lebong mengadakan seminar tentang peran perempuan dalam penanganan/penanggulangan bencana. Seminar ini bertujuan untuk membangun kesadaran kaum perempuan untuk terlibat/berpartisipasi aktif dalam mengarusutamakan issu pengurangan resiko bencana. Semianr yang bertema: perempuan dan Bencana" Ini dihadiri sekitar 500 peserta yang berasal dari lembaga dan komunitas perempuan; PKK, lembaga pendidikan; guru SD,SMP dan SMU,LSM yang konsen dengan issu perlindungan perempuan dan anak, Kumunitas pengajian, seni dan anggota Aisiyiyah dan Nasyatul Aisiyah. Seminar ini sebagai media dan langkah awal untuk merencanakan dan membangun penangganan bencana yang responsif gender di kabupaten Rejang Lebong.(PH)

Rabu, 20 Februari 2008

MEMBUKA JALAN MENUJU PRA DI KOMUNITAS TALANG ULU

PRA atau dalam istilah lain disebut "Rembuk Warga" sudah mulai akan dilaksanakan di komunitas Talang Ulu kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Sebagai sebuah program yang telah direncanakan sejak awal, maka kegiatan ini bisa menjadi sukses dan memberikan hasil sesuai yang diharapkan, ataupun "patah" ditengah jalan, tidak terlepas dari dukungan komunitas yang menjadi "sasaran". Sejak awal, team CDASC Rejang Lebong dibantu oleh CDASC Pusat sudah menjajaki berbagai hal, yang diperkirakan bisa menjadi "pembuka jalan" bagi keberhasilan program ini.
Sebelum memasuki gerbang PRA yang sesungguhnya, maka team terlebih dahulu melakukan beberapa kegiatan yang diharapkan bisa memberikan nilai tambah dalam menarik minat komunitas Talang Ulu mengikuti program yang ditawarkan, sampai pada akhirnya "terbukalah" jalan menuju PRA .
Beberapa kegiatan yang dilakukan menjelang dilaksanakannya PRA ini adalah :
1. Belajar Sablon
2. Belajar Buat Film
3. Pelatihan Jurnalistik.
Sebagai langkah awal, team CDASC melakukan pertemuan dengan komunitas Talang Ulu, pada hari Senin, tanggal 11 Februari 2008, pukul 15.00 Wib, di rumah ibu Nurjanah, salah seorang fasilitator lokal yang menjadi "team 30" alumni pelatihan CDASC Rejang Lebong. Pertemuan ini dihadiri oleh 11 orang yang terdiri dari PCM Talang Ulu, PCA Talang Ulu, tokoh masyarakat, dan unsur pendidik/guru. Hasil dari pertemuan pada hari itu adalah :
1. Belajar sablon akan dilaksanakan pada tanggal 22 Februari
s.d 01 Maret 2008 (pelaksanaan jam 15.00 Wib s.d 18.30. Wib)
Penanggung Jawab : Bapak Nasrullah
2. Belajar film, dilaksanakan pada tanggal 02 s.d 12 Maret 2008
(pelaksanaan jam 15.00 Wib s.d 18.30 Wib)
Penanggung Jawab : Bapak Sofyan
3. Pelatihan Jurnalistik tanggal 13 Maret s.d 22 Maret 2008
(pelaksanaan jam 15.00 Wib s.d 18.30 Wib)
Penanggung Jawab : Bapak Efendi
Karena jumlah komunitas yang hadir pada hari itu hanya sedikit, belum bisa mewakili seluruh komunitas terutama kelompok muda, diantaranya Karang Taruna, maka disepakati, pertemuan akan diadakan lagi pada tanggal 15 Februari 2008. Pada pertemuan ini diharapkan, seluruh komunitas dapat terlibat dalam kegiatan.(YN)

Senin, 18 Februari 2008

Perempuan dan Bencana

Rejang Lebong, KASB- Dalam Manajemen Bencana Berbasisis Komunitas (CBDRM), Perempuan (Ibu sedang hamil, melahirkan, menyusui dan perempuan lanjut usia) dikategorikan sebagai kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap kemungkinan ancaman bencana. Dalam penanganan pasca bencana kebutuhan dan peran perempuan acapkali diabaikan, karena selama ini yang lebih dominan dalam penanganan bencana, baik pra (Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan) dan paska (Respon, Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekontruksi) adalah kaum laki-laki.


Wacana ini mengemuka dalam seminar “ Perempuan dan Bencana” yang diselenggarakan oleh PD Aisiyah dan PD Nasyatul Aisiyah Rejang Lebong pada hari Minggu, 10 Februari 2008 yang bertempat di GOR Curup. Yuniwati, anggota NA dan salah satu team CDASC RL Dalam presentasinya menjelaskan: Perempuan harus terlibat dalam penagganan bencana baik pra dan paska bencana, hal ini disebabkan 1. Perempuan banyak yang menjadi korban dari bencana alam 2. Perempuan(dewasa) mengalami siklus reproduksi: Yaitu haid, hamil, melahirkan, menyusui, kondisi ini menurutnya dalam penanganan bencana perlu perhatian khusus.3.kebutuhan dasar perempuan sesuai kodratnya belum terakomodasi oleh bantuan ang diberikan( MCK dan tenda) 4. Ibu hamil dan menyusui kadang terabaikan (kurang mendapatkan vitamin dan layanan kesehatan). 5.Kondisi penampunga nyang tidak layak berpotensi menimbulkan pelecehan seksual. 6. Skala prioritas bantuan untuk kebutuhan dasar perempuan sering tidak disadari pengelola pengungsi, karena yang berperan dalam hal ini lebih banyak laki-laki yang belum tentu memilki sense of gender dan pemahaman yang baik untuk kebutuhan perempuan (Bantuan untuk perempuan kadang hanya perlengkapan masak).
Nara Sumber lain, Dra, Eni Khairani. M.Si , anggota DPD RI asal Prov Bengkulu memaparkan bahwa diabaikannya kebutuhan dan peran perempuan dalam penangannan bencana selama ini disebabkan karena faktor budaya. Pertama. Penafsiran keagamaan dan kebiasaan sehari-hari (proses sosial) telah menempatkan laki-laki lebih dominan. Kedua. Relasi gender yang timpang berpengaruh pada pola kehidupan sehari-hari. Kedua hal ini berdampak juga pada pola penangannan bencana yang seringkali mengabaikan peran dan kebutuhan perempuan. 1. Terbiasa memandang sesuatu dalam kaca mata laki-laki, pembiasaan ini berpengaruh terhadap kecendrungan pola penangannan bantuan bagi korban bencana yang tidak berpihak kepada perempuan.2.Sarana dan prasaran tempat pengungsian tidak memberikan ruang pribadi bagi kebutuhan perempuan.3.Kebutuhan perempuan, seperti pembalut, layanan kesehatan bagi ibu hamil, melahirkan dan menyusui kerap terlupakan. Untuk mengatasi kondisi ini ia menegaskan harus ada starategi dan kebijakan penanganan korban bencana yang memihak perempuan dan responsif gender. Srategi dan kebijakan itu bisa diimplementasika dalam; merumuskan rencana aksi, mendorong kebijakan penanggulangan bencana yang responsif gender dan mendorong adanya unsur perempuan dalam keanggotaan Badan Penanggulangan Bencana Nasional , Provinsi sampai pada tingkat Kabupaten/Kota.
Seminar ”Perempuan dan Bencana” dibuka oleh Ibu Sekda Elma Tarmizi, Wakil PKK Kab Rejang Lebong. Dalam kata sambutannya ia mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini dan sangat berterimakasih kepada PD Aisiyah dan PD NA RL yang telah berinisiatif menyelenggrakan seminar untuk membangun kesadaran perempuan dalam penaggulangan bencana. (PH)